Rukun dan Makna Ibadah Umroh
Sebelum kita membahas rukun haji umroh dengan artinya, kita
bahas mengenai makna umroh/umrah, maknanya umroh secara bahasa artinya
berziarah atau mengunjungi. Adapun secara syar`i adalah berziarah ke Baitullah
(Mekkah) dengan melaksanakan thawaf mengelilingi Ka`bah, melakukan sa`i di
antara Shafa dan Marwah, dan terakhir mencukur rambut kepala (tahallul).
Thawaf, sa'i, dan tahallul disebut dengan rukun umroh.
Sebagai sebuah perjalanan ibadah yang berbeda dengan ibadah
haji yang harus di laksanakan di bulan tertentu (Dzulhijjah), kita boleh
melakukan ibadah umroh kapan saja. Namun yang lebih baik adalah ketika belum
terlalu banyak jamaah atau orang yang datang ke Tanah Suci sehingga kita akan
relatif lebih khusyuk dan tidak berdesak-desakan.
Subhanallah….!
Rukun Umroh dengan
Artinya
1. Niat Ihram
Niat Ihram adalah niat untuk mulai melakukan umroh atau
haji. Jika tidak diniatkan maka umroh atau hajinya maka tidak sah.
Dari Saidina Umar bin Khattab, beliau berkata: Saya dengar
Rasulullah SAW berkata : bahwasanya seluruh niat dengan niat, dan yang
didapatkan manusia ialah apa yang diniatkannya” (HR. Bukhari, Shahih Bukhari
Juz 1 hal. 6).
Hendaknya ia mengucapkan :
لبيك عمرة = Labbaik Umrotan (Ku sambut panggilan-Mu untuk melakukan Umrah)
atau
اللهم لبيك عمرة = Allahumma Labbaik Umrotan (Ya Allah, ku sambut panggilan-Mu untuk
melakukan Umrah)
Masjid
Birr Ali, tempat mengambil miiqot (niat umroh dan haji) di Dzulhulaifah.
Pemandangan di sekitar Masjid Birr Ali.
Setelah
diniatkan ihram (mengambil miqot di Birr Ali), maka mulai berlaku
larangan-larangan ihram/umroh
2. Thawaf Ka'bah
Yaitu
mengelilingi Ka’bah sebanyak 7 kali, dimana tiga putaran pertama dengan lari –
lari kecil (jika mungkin), dan selanjutnya berjalan biasa. Tawaf dimulai dan
berakhir di Hajar Aswad dengan menjadikan Baitullah disebelah kiri.
Thawaf
di Masjidil Haram. Mengelilingi Ka'bah sebanyak 7x.
Berjalan dekat Hajar Aswad sambil menciumnya jika dapat.Jika tidak bisa,
cukup menyapu atau dengan memberi isyarat dengan tangan.
Bisa dilatih saat Manasik Umroh.
Berjalan dekat Hajar Aswad sambil menciumnya jika dapat.Jika tidak bisa,
cukup menyapu atau dengan memberi isyarat dengan tangan.
Bisa dilatih saat Manasik Umroh.
Adapun tata cara dari Thawaf itu
sendiri :
1.
Memulai thawaf dengan berjalan dekat Hajar Aswad, sambil mencium, menyapu atau
memberi isyarat bagaimana dapatnya.
Lalu
mengucapkan :
بِسْمِ اللهِ اللهُ أَكْبَر اللَّهُمَّ
إِيمَانًا بِكَ وَتَصْدِيقًا بِكِتَابِكَ ووفاء بعهدك وَاتِّبَاعًا لِسُنَّةِ
نَبِيِّكَ مُحَمَّدٍ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ
Artinya: "Dengan nama Allah, Allah yang Maha
Besar, Ya Allah, demi keimanan kepda-Mu, dan membenarkan Kitab suci-Mu,
memenuhi janji dengan-Mu serta mengikuti sunnah Nabi-Mu Muhammad."
Hajar
Aswad, Ka'bah, Masjidil Haram.
Hajar
Aswad adalah batuan dari surga.
Tidak ada lagi batuan apapun yang berasal dari
surga selain Hajar Aswad.
2. Disunnatkan berjalan cepat pada tiga
putaran pertama
Langkah
hendaklah diperpendek dan dipercepat, dan sedapat mungkin mendekati Ka'bah.
Kemudian empat kali putaran berikutnya hendaklah ia berjalan seperti biasa.
Bagi
yang tidak dapat berjalan cepat atau mendekati ka'bah, bolehlah thawwaf
sedapatnya, dan disunatkan menyapu rukun Yamani dan mencium Hajar Aswad atau
mengusapnya pada setiap kali dari 7 putaran itu.
Thawaf
di Masjidil Haram.
Thawaf
di Masjidil Haram. Disunnahkan berjalan cepat pada 3 putaran pertama.
3. Memperbanyak do'a dan dzikir
a.
Saat menghadap Hajar Aswad membaca:
بِسْمِ اللهِ اللهُ أَكْبَر اللَّهُمَّ إِيمَانًا بِكَ
وَتَصْدِيقًا بِكِتَابِكَ ووفاء بعهدك وَاتِّبَاعًا لِسُنَّةِ نَبِيِّكَ مُحَمَّدٍ
صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ
Artinya:
"Dengan nama Allah, Allah yang maha besar, Ya Allah, demi keimanan
kepda-Mu,
dan membenarkan kitab suci-Mu, memenuhi janji dengan-Mu serta
mengikuti
sunnah Nabi-Mu Muhammad saw."
b.
Jika telah mulai thawwaf, diucapkan:
سُبْحَان اللهِ وَ الْحَمْدُ لِلّهِ وَ لآ اِلهَ اِلّا
اللّهُ، وَ اللّهُ اَكْبَرُ وَلا حَوْلَ وَلاَ قُوَّة ِ الَّا بِاللّهِ
Artinya: "Maha suci Allah, segala puji bagi Allah, dan tiada Tuhan
melainkan Allah,
Allah Mahabesar dan tiada daya maupun tegaga kecuali dengan Allah."
c.
Ketika berada di antara Rukun Yamani dan Hajar Aswad, disunnahkan membaca:
رَبَّنَا آَتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي
الْآَخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ
Artinya: ”Ya Rabb kami, karuniakanlah pada kami kebaikan di dunia dan
kebaikan di akhirat serta selamatkanlah kami dari siksa neraka"
d.
Jika telah selesai 7 putaran, shalatlah dua rakat'at dekat maqam Ibrahim (di
salah satu sisi Ka'bah), sambil membaca:
وَاتَّخِذُوا مِنْ مَقَامِ إِبْرَاهِيمَ مُصَلًّى
Artinya: ”Dan jadikanlah sebahagian maqam Ibrahim tempat shalat"
Kedua
Rukun Umroh yaitu Niat Ihram dan Thawaf ini bisa dilatih di rumah sebelum
keberangkatan umroh dan disempurnakan saat manasik umroh di tempat yang
ditunjuk pihak travel.
"Aku
memenuhi panggilan-Mu Ya Allah."
3. Sa'i (berjalan atau berlari-lari
kecil)
Sa'i
adalah rukun umroh ke-tiga yang dilakukan setelah rukun-rukun pertama dan kedua
yaitu Niat Ihram di Masjid Birr Ali Madinah dan Thawaf di Masjidil Haram
Makkah.
Sa'i
ini dilakukan dengan berjalan atau berlari-lari kecil sebanyak 7x bolak-balik
antara Bukit Shafa dan Bukit Marwah. Ibadah Sa'i dapat dilakukan dalam keadaan
tidak berwudhu dan haid atau nifas.
Jarak
antara Bukit Shafa dan Bukit Marwa adalah 405 meter.
Sa'i
(yang artinya berjalan). Berjalan atau berlari-lari kecil dimulai dari
Bukit Shafa ke Bukit Marwah bolak-balik
sebanyak 7x. Diakhiri di Bukit Marwah.
*
Sejarah Sa'i
Sejarah
ibadah Sa'i bersumber perintah Allah kepada Nabi Ibrahim untuk hijrah dari
Palestina ke Baitullah d Makkah bersama istrinya Siti Hajar dan Nabi Ismail
yang saat itu masih bayi.
Saat
itu kondisi di Baitullah adalah suatu padang
pasir yang sangat tandus dan gersang.
Setelah
mereka sampai di Baitullah, Allah kembali menguji keimanan Nabi Ibrahim agar
kembali ke Palestina dan meinggalkan istrinya dan anaknya di sekitar Baitullah.
Setelah Nabi Ibrahim kembali ke Palestina, persediaan makanan dan air susu Siti
Hajar sudah habis. Maka Siti Hajar mencari mata air untuk anaknya Ismail yang
kehausan.
Setelah
berlari-lari kecil bolak-balik Bukit Shafa dan Bukit Marwah sebanyak 7x,
akhirnya Allah memerintahkan kepada bumi agar keluar suatu mata air untuk Siti
Hajar dan anaknya Ismail. Sumber mata air yang tidak habis-habis airnya itu
hingga saat ini dinamakan mata air zam-zam.
Arti
zam-zam artinya air yang banyak dan berlimpah.
Mata
air zam-zam letaknya berjarak sekitar 38 hasta dari Ka'bah.
Maka
untuk mengenang perjuangan Siti Hajar untuk anaknya, Nabi Ismail, diwajibkan
Sa'i sebagai rukun haji dan umroh.
Dari
keturunan-keturunan Nabi Ismail inilah bersambung dengan garis keturunan Nabi
Muhammad.
Air
Zam-zam
Dispenser
air zam-zam di sediakan untuk semua jamaah haji dan umroh.
Denah
Bukit Shafa dan Bukit Marwah dan Lintasan Ibadah Sa'i di antara kedua bukit
tersebut.
A. Do’a Ketika Hendak Mendaki Bukit
Shafa
Sebelum
memulai Sa’i
بِسْمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ أَبْدَأُ
بِماَبَدَأَ اللهُ بِهِ وَرَسُوْلُهُ إِنَّ الصَّفاَ وَالمَرْوَةَ مِنْ شَعَآئِرِ
اللهِ , فَمَنْ حَجَّ البَيْتَ أَوِاعْتَمَرَ فَلاَجُناَحَ عَلَيْهِ أَنْ
يَّطَّوَّفَ بِهِماَ وَمَنْ تَطَوَّعَ خَيْراً فَإِنَّ اللهَ شاَكِرٌ عَلِيْمٌ .
"Dengan nama Allah yang Maha Pengasih dan Penyayang. Aku mulai
dengan apa yang telah dimulai oleh Allah dan Rasul-Nya. Sesungguhnya Safa dan
Marwah sebagian dari Syi'ar-Syi'ar (tanda kebesaran) Allah. Maka barang siapa
yang beribadah Haji ke Baitullah ataupun berumrah, maka tidak ada dosa baginya
mengerjakan sa'i antara keduanya. Dan barang siapa yang mengerjakan suatu
kebajikan dengan kerelaan hati, maka sesungguhnya Allah Maha Penerima Kebaikan
lagi maha Mengetahui"
B. Do’a Di Atas Bukit Safa Ketika
Menghadap Ka’bah
أَللهُ أَكْبَرُ أَللهُ أَكْبَرُ أَللهُ أَكْبَرُ
وَِللهِ الحَمْدُ , أَللهُ أَكْبَرُ عَلَى ماَ هَداَناَ وَالحَمْدُ ِللهِ عَلَى
ماَ أَوْلاَناَ . لاَإِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَشَرِيْكَ لَهُ , لَهُ
المُلْكُ وَلَهُ الحَمْدُ يُحْيِى وَيُمِيْتُ بِيَدِهِ الخَيْرُ وَهُوَ عَلَى
كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ . لاَإِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ
أَنْجَزَ وَعْدَهُ وَنَصَرَ عَبْدَهُ وَهَزَمَ الأَحْزاَبَ وَحْدَهُ لاَ إِلَهَ
إِلاَّ اللهُ وَلاَ نَعْبُدُ إِلاَّ إِياَهُ مُخْلِصِيْنَ لَهُ الدِّيْنَ وَلَوْ
كَرِهَ الكاَفِرُوْنَ
“Allah Maha Besar, Allah Maha Besar, Allah Maha Besar. Segala puji bagi
Allah, Allah Maha Besar, atas petunjuk yang diberikan-Nya kepada kami, segala
puji bagi Alloh atas karunia yang telah dianugerahkan-Nya kepada kami, tidak
ada Tuhan selain Alloh Yang Maha Esa, tidak ada sekutu bagi Nya. Bagi-Nya
kerajaan dan pujian. Dialah yang menghidupkan dan mematikan, pada kekuasaan-Nya
lah segala kebaikan dan Dia berkuasa atas segala sesuatu, Tiada Tuhan Selain
Allah Yang Maha Esa, tidak ada sekutu bagi-Nya, yang telah menepati janji-Nya,
menolong hamba-Nya dan menghancurkan sendiri musuh-musuh-Nya, Tidak ada Tuhan
selain Allah dan kami tidak menyembah kecuali kepada-Nya dengan memurnikan
(ikhlas) kepatuhan semata kepada-Nya,
walaupun orang-orang kafir membenci"
C. Do’a Sa’i dalam perjalanan ke-1
sampai ke-7 antara Bukit Shafa dan Marwah.
Dari
bukit Safa ke bukit Marwah, dibaca mulai dari bukit Safa sampai pilar hijau
pertama.
Dua
Rambu Pilar Hijau di lintasan Sa'i.
أَللهُ أَكْبَرُ أَللهُ أَكْبَرُ أَللهُ أَكْبَرُ ,
أَللهُ أَكْبَرُ كَبِيْراً وَالحَمْدُ ِللهِ كَثِيْراً وَسُبْحاَنَ اللهِ
العَظِيْمِ وَبِحَمْدِهِ الكَرِيْمِ بُكْرَةً وَأَصِيْلاً وَمِنَ اللَّيْلِ
فاَسْجُدْ لَهُ وَسَبِّحْهُ لَيْلاً طَوِيْلاً لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ
أَنْجَزَ وَعْدَهُ وَنَصَرَ عَبْدَهُ وَهَزَمَ الأَحْزاَبَ وَحْدَهُ لاَ شَيْءَ
قَبْلَهُ وَلاَ بَعْدَهُ يُحْيِى وَيُمِيْتُ وَهُوَ حَيٌّ داَئِمٌ لاَ يَمُوْتُ
وَلاَ يَفُوْتُ أَبَداً بِيَدِهِ الخَيْرُ وَإِلَيْهِ المَصِيْرُ وَهُوَ عَلَى
كُلِّ شَيْءٍ قَدِيْرٌ
"Allah Maha Besar Allah Maha Besar Allah Maha Besar, Allah Maha
Besar dengan segala kebesaraNya. Segala puji bagi Allah Yang Maha Agung dengan
segala pujian-Nya yang tidak terhingga. Maha Suci Allah dengan pujian Yang Maha
Mulia diwaktu pagi dan petang. Bersujud dan bertasbihlah padaNya sepanjang
malam. Tidak ada Tuhan selain Allah Yang Maha Esa yang menepati janjiNya
membela hamba-hamba-Nya yang menghancurkan musuh-musuh-Nya dengan keEsaan-Nya
tidak ada sesuatu sebelumNya dengan keEsaan-Nya, tidak ada sesuatu sebelumNya
atau sesudahNya. Dialah yang menghidupkan dan mematikandan Dia adalah Maha
Hidup kekal tiada mati dan tiada musnah (hilang) untuk selama-lamanya. Hanya
ditangan-Nyalah terletak kebajikan dan kepada-Nyalah tempat kembali dan hanya
Dialah Yang Maha Kuasa atas segala sesuatu."
D. Diantara dua pilar hijau membaca
do’a:
رَبِّ اغْفِرْ وَارْحَمْ وَاعْفُ وَتَكَرَّمْ
وَتَجاَوَزْ عَمَّا تَعْلَمُ إِنَّكَ تَعْلَمُ ماَلاَ نَعْلَمُ إِنَّكَ أَنْتَ
اللهُ الأَعَزُّ الأَكْرَمُ .
"Ya Allah, ampunilah, sayangilah, maafkanlah, bermurah hatilah dan
hapuskanlah apa-apa yang Engkau ketahui dari dosakami. Sesungguhnya Engkau Maha
Mengetahui apa-apa yang kami sendiri tidak tahu. Sesungguhnya Engkau ya Allah
Maha Tinggi dan Maha Pemurah."
Jamaah
haji dan umroh Sa'i berada di daerah di antara dua rambu hijau
E. Ketika mendekati Bukit Marwah
membaca:
إِنَّ الصَّفاَ وَالمَرْوَةَ مِنْ شَعَآئِرِ اللهِ ,
فَمَنْ حَجَّ البَيْتَ أَوِاعْتَمَرَ فَلاَجُناَحَ عَلَيْهِ أَنْ يَّطَّوَّفَ
بِهِماَ وَمَنْ تَطَوَّعَ خَيْراً فَإِنَّ اللهَ شاَكِرٌ عَلِيْمٌ .
"Sesungguhnya Shafa dan Marwah sebagian dari syi'ar-syi'ar (tanda
kebesaran) Allah. Maka barang siapa yang beribadah haji ke Baitullah ataupun
berumrah, maka tidak ada dosa baginya mengerjakan Sa'i antara keduanya. dan
barang siapa mengerjakan sesuatu kebajikan dengan kerelaan hati, maka
sesungguhnya Allah Maha menerima kebaikan dan Maha Mengetahui."
4. Tahallul
Tahallul
secara harfiah artinya dihalalkan. Yakni dihalalkan bagi para jamaah umroh
untuk melakukan hal-hal yang sebelumnya dilarang ketika mulai melakukan ihram.
Tahallul
disimbolkan/dilaksanakan dengan mencukur rambut minimal sebanyak 3 helai.
Tahallul
artinya telah halal dari larangan ihram. Dan ini rukun terakhir umroh.
5. Tertib
Tertib
artinya rukun-rukun ini harus berurutan dimulai dari rukun umroh yang pertama
hingga keempat. Kalau tidak maka umrohnya tidak sah.
Berikut
adalah ringkasan Rukun Dan Wajib Haji
atau Umroh :
Rukun Dan Wajib Haji
Rukun haji ada 6 perkara yaitu :
1. ihram (niat
berhaji)
2. wuquf di
Arafah
3. thawaf
ifadhah
4. sa'i
5. bercukur
6. tertib
Jika
ada dari jamaah yang tidak melaksanakan salah satu dari rukun haji tersebut
diatas, maka ibadah hajinya tidak sah dan harus mengulang lagi di tahun depan,
maka dari itu harus sangat diperhatikan betul rukun haji diatas supaya ibadah
haji kita tidaklah sia-sia.
Wajib haji ada 6 perkara yaitu :
1. ihram haji
dari miqat
2. mabit di
Muzdalifah
3. mabit di
Mina
4. melontar
jamrah
5. menghindari
perbuatan yang dilarang selama ihram
6. thawaf
wada' bagi yang meninggalkan Makkah
Jika
ada dari jamaah yang meninggalkan salah satu dari wajib haji yang telah
disebutkan diatas, maka ibadah hajinya itu tetaplah sah akan tetapi dia wajib
membayar dam/denda. Khusus untuk pelaksanaan thawaf wada', apabila seorang
jama'ah (jamaah perempuan) yang sedang berhalangan karena haid atau sakit, maka
jika dia meninggalkannya tidak dikenakan dam bagi dia.
Rukun Dan Wajib Umroh
Rukun Umroh ada 5 perkara yaitu:
1. ihram (niat
berumrah)
2. thawaf
3. sa'i
4. bercukur
5. tertib
Jika
ada dari seorang jama'ah yang meninggalkan salah satu dari rukun umrah yang
telah disebutkan diatas, maka ibadah umrahnya itu tidak sah dan harus diulang
kembali dari awal dan ini harus sangat diperhatikan betul supaya ibadah umroh
yang kita lakukan tidak sia sia.
Wajib
umrah yaitu ihram umrah dari miqat (tempat dimulainya pelaksanaan niat ihram)
dan tidak melakukan beberapa perbuatan yang dilarang selama umrah. Bila wajib
umrah ditinggalkan (seperti tidak melakukan miqat) maka wajib membayar dam.
Itulah
rangkaian Rukun Umroh dan setelah keempat rukun umroh itu selesai, maka selesai
pula rangkaian ibadah umroh.
Semoga
artikel mengenai Rukun Haji Umroh Dengan Urut Dan Artinya bisa menjadi
referensi untuk kegiatan ibadah haji dan umroh Anda.
Salam,